Pengalaman Guru Mengenai Work From Home (WFH) dan Work From School (WFS)

Himbauan pemerintah dalam memutus rantai penyebaran virus Covid-19 ini, salah satunya adalah diberlakukannya sistem bekerja dari rumah atau lebih familiarnya disebut sebagai WFH (Work From Home). Yang kemudian disusul dengan diberlakukannya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

Terlepas dari hal diatas, saya akan membagikan pengalaman pribadi saya. Sebagai seorang pengajar tahfidz di SMP Istiqomah Sambas Purbalingga, ada banyak sekali perbedaan dan perubahan yang saya alami dari berbagai sisi. Perbedaan itu sangat signifikan saya rasakan ketika saya WFS (Work From School) dengan WFH (Work From Home). Dibawah ini saya akan beritahukan beberapa perbedaannya.

  1. Arrival (Kedatangan)

WFS

Ketika Work From School, kedatangan sangat di tentukan. Yaitu pukul 05.00 WIB dan 18.00 WIB sudah berada di sekolah. Dengan menempuh jarak dari rumah kesekolah yang cukup jauh, membutuhkan waktu 20 menit. Berarti 04.30 a.m sudah berangkat dari rumah. Dengan jam mengajar sedemikian rupa, ada kerepotan tersendiri yang saya alami. Meskipun ketika semua itu sudah dilakukan berulang, maka terasa biasa.

WFH

Tidak ada persiapan khusus dalam kedatangan dan menemuh jarak yang segitu jauhnya. Dengan jam mengajar yang sama, waktu 20 menit dalam perjalanan dapat digunakan untuk sholat subuh dan tadarus al-Quran sembari menunggu waktu pembelajaran dimulai. Pembelajaran dapat dimulai tepat waktu dan tetap efektif bekerja sesuai beban waktu yang ditentukan, serta lebih santai.

  1. Uniform (Seragam)

WFS

Ada ketentuan seragam yang harus dipakai ketika pembelajaran di sekolah yang harus sesuai dengan jadwal. Tidak boleh memakai pakaian santai. Minimal menggunakan atasan batik dan bawahan rok gelap.

WFH

Tidak ada ketentuan dalam berpakaian ketika Work From Home.

  1. IT (Teknologi Informasi)

WFS

Kurang adanya penggunaan IT ketika pembelajaran langsung di sekolah. Karena pembelajaran tahfidz memiliki konsep langsung hanya menggunakan media al-Quran dan demonstrasi langsung oleh guru tahfidz. Bagitu pula ketika menyelesaikan beberapa pekerjaan diluar pembelajan di sekolah.

WFH

Dituntut belajar IT dengan menggunakan beberapa aplikasi yang sebelumnya asing. Seperti aplikasi Zoom Cloud Meeting, digunakan ketika rapat dengan semua pendidik dan tenaga kependidikan. Dan dari situ, saya sedikit banyak mengerti penggunaan beberapa aplikasi dan memanfaatkannya dengan maksimal dalam pembelajaran.

  1. Efektifitas

WFS

Ketika pembelajaran di kelas, ada 1 anak yang sedang maju untuk setoran, dan ada beberapa anak lain yang ngobrol. Maka secara otomatis, saya meluangkan waktu untuk menegur anak tersebut dan mengalihkan dulu anak di depan saya. Hal itu sangat mengganggu dan mengurangi keefektifan dalam pembelajaran.

WFH

Pembelajaran yang dirumah lebih efektif, karena dalam sambungan 1 telefon dengan 1 orang. Sehingga fokus perbaikan ada pada anak tersebut tanpa terganggu suara gaduh dari anak yang lain. Dan hasil dari perbaikan tersebut lebih maksimal.